Jumat, 12 Agustus 2011

Puisi Takdir


Takdir

Bila Dia kehendaki;
kita siap sirna
tanpa keluh tanpa duka

Sebelum Tuhan menarik hak-Nya; Dia permisi
mematah garis ikhtiar manusia
tanpa kau sadari
kita sungguh tak kehilangan apa-apa
menurut cara-Nya
Karya: Ibramsyah Amandit

Rumah


Rumah
Yang kudambakan sekarang: sebuah rumah
punya kolam kecil berpagar kaktus dan keladi merah
bening berwarna putih kasa
air mata isinya

Kau istriku; diam-diam di rumah
Tenang semacam kolam halaman rumah
Wajahmu bening putih kasa
meskipun hiruk-pikuk dan balau anak-anak kita

Rumahku; rumah yang kudambakan
berhembus semilir angin di dalamnya
senyum berbunga semi sepanjang waktu
dengan mesranya menghantar bau mawar
digerbang kelambu….

Karya: Ibramsyah Amandit

Rabu, 10 Agustus 2011

Puisi Ayah dan Ibu


Kupersembahkan untuk mereka
Yang mengorbankan segalanya untukku

IBU
Tertetes air mata dan keringat
Di antara persimpangan hidup
Tertancap namamu di setiap jiwaku
Terukir surga di telapak kakimu

AYAH
Mengalirkan keringat dan darah
Dalam setiap tulang dan denyut nadi
Tertanam namamu di setiap ragaku
Tertulis dunia akhirat di telapak tanganmu

Ibu…Ibu…Ibu…
Ayah…Ayah…Ayah…
Kalianlah segalanya bagiku
Karya: Isnaini Shaleh